expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Legenda Cinta Situ Patenggang

Ribuan pasang kekasih telah mengucap janji setia di hadapan batu Cinta yang terletak di Situ Patenggang, Ciwidey Kabupaten Bandung. Berharap cinta mereka tanamkan akan abadi seperti cinta Ki Santang (Raden Indrajaya) kepada Dewi Rengganis.

Batu Cinta merupakan sebuah batu berukuran besar yang terdapat di Pulau Asmara (Sasaka), Situ (danau) Patenggang, Ciwidey Kabupaten Bandung. Danau alami ini terletak di kawasan wisata kebun teh PTPN VIII Rancabali, sekitar 45 KM sebelah Selatan Kota Bandung. Awal penamaan Batu Cinta, Pulau Asmara dan Situ Patengan sendiri berasal dari cerita rakyat Masyarakat Sunda, Ki Santang dan Dewi Rengganis.
Menurut masyarakat sekitar, Situ Patenggang berasal dari Bahasa Sunda “pateang-teangan”yang berarti saling mencari.

Nama-nama tersebut merujuk pada kisah cinta Ki Santang yang merupakan keponakan Prabu Siliwangi (Raja Pajajaran) dan Dewi Rengganis yang merupakan putri dari Kerajaan Majapahit. Perang Bubat yang melibatkan Kerajaan Pajajaran dan Majapahit memisahkan kedua sejoli tersebut.

Namun karena rasa cinta yang sangat dalam, mereka saling mencari dan akhirnya dipertemukan kembali di sebuah tempat yang hingga kini bernama Batu Cinta.

Setelah keduanya bertemu kembali, dikisahkan Dewi Rengganis meminta Ki Santang untuk membuat sebuah danau dan sebuah perahu untuk berlayar. Perahu itulah yang kini menjadi sebuah pulau berbentuk hati ditengah Situ Patengan.

Menurut penuturan Kang Ujang yang berprofesi sebagai penarik perahu di Situ Patengan, terdapat sebuah mitos bahwa pasangan kekasih yang singgah di Batu Asmara dan berlayar mengelilingi Pulau Asmara senantiasa mendapatkan cinta yang abadi seperti cinta Ki Santang dan Dewi Rengganis.